Sabtu, 06 Februari 2016

Primadosa Bung Karno Kepada Bangsa Indonesia Yang Paling Fatal.

Di Era tahun 90an kita pernah mendengar sebuah tulisan yang diberi judul "Primadosa Suharto kepada rakyat Indonesia yang paling fatal". Kesimpulan atas isi tulisan pada buku tersebut adalah FITNAH. Salah satu poin yang dapat diambil dari tulisan tersebut adalah poin dosa Suharto yang dikatakan telah mengubah Pancasila menjadi Pancadusta. Jelas ini mrupakan opini menyesatkan yang diambil dari asumsi penulisnya sendiri. Perlu diketahui bila Pancasila hingga detik ini tidak pernah berubah atau diubah menjadi bentuk apapun.

Harap dimaklumi bahwa pada masa kekuasaan Orde Baru begitu banyak fitnah busuk dilontarkan kepada bapak Presiden Suharto. Orang-orang yang mengaku Sukarnois benar-benar memanfaatkan sikap Suharto yang begitu teguh menjaga nilai-nilai tradisi bangsa, "Mikhul Dhuwur Mendhem Jero". Penulis merasa heran mengapa Suharto tidak pernah mengklarifikasi fitnah-fitnah tersebut. Setelah mendalami dan mempelajari beberapa fakta yang ada akhirnya penulis menarik sebuh kesimpulan, ternyata bila Suharto memberikan klarifikasi atas fitnah-fitnah tersebut maka jawaban yang muncul adalah Aib dari Yang Mulia Sri Paduka Bapak Pemimpin Besar Revolusi. 


Sebagai pembanding dari buku Primadosa Suharto hasil karang-karangan Wiman Jaya maka disini penulis ingin membuktikan bahwa justru Sukarnolah yang memiliki dosa yang teramat fatal kepada bangsa Indonesia. Namun sikap dan sifat bangsa Indonesia yang penuh nilai-nilai tradisi ewuh pakewuh seolah-olah mengabaikan semua dosa-dosa Sukarno. Inilah Prima Dosa Terbesar Sukarno Kepada Rakyat Indonesia. Silahkan dibaca baik-baik secara cermat.

1. Dosa Pertama Bung Karno adalah Menjadi Kolaborator Jepang untuk Indonesia. Demi menjaga penampilannya yg selalu tampil Modis & Gaya, Sukarno tega menyerahkan rakyat Indonesia untuk menjadi tenaga Romusha & Jugun Ianfu (Pemuas Nafsu Birahi Tentara Jepang).

2. Dosa Kedua Bung Karno selanjutnya adalah Menyetujui isi Perjanjian KMB. Hanya karena ingin segera dapat berkuasa dgn tenang & kondusif, Sukarno rela memerintahkan Bung Hatta untuk menyetujui seluruh poin yg diminta Belanda dlm Perjanjian KMB termasuk mengambil alih Hutang Perang Belanda sejak 1942-1949. Isi perjanjian KMB jelas-jelas merugikan Bangsa Indonesia. Berbagai kalangan menolak isi perjanjian KMB terutama mengenai pengakuan atas Hutang Perang Belanda yang dibebankan kepada bangsa Indonesia. Moh Roem, Natsir, Syafrudin Prawiranegara dll bahkan Jenderal Sudirman dengan tegas menolak poin tersebut. Mereka lebih memilih meneruskan perang daripada diharuskan membayar Hutang Perang Belanda yang jelas-jelas digunakan untuk membeli senjata untuk membunuhi bangsa Indonesia.

3. Dosa Ketiga Bung Karno adalah Menerbitkan Dekrit Presien 1959. Demi memperluas & memperkuat Kekuasaannya, Sukarno menerbitkan Dekrit Presiden 1959 dgn dalih bahwa Badan Konstituante telah gagal lalu membubarkannya dan mengganti dengan orang-orang ditinjuk langsung oleh Sukarno. Dekrit Presiden 1959 jelas-jelas menytakan, "Kembali ke UUD45", tapi yang terjadi selanjutnya adalah justru Dekrit Presiden 1959 malah membunuh Roh Demokrasi & bertentangan dgn Pancasila & UUD45. Perintah UUD45 jelas menyatakan bila anggota dewan merupakan hasil pilihan rakyat melalui proses pemilihan umum tapi yang terjadi malah ujung jari telunjuk Sukarno telah menggantikan hak rakyat dalam memilih wakilnya.

4. Dosa Keempat Bung Karno adalah Mengijinkan PKI untuk kembali terlibat dalam Kancah Perpoltikan di Indonesia. Walau telah terbukti melakukan pemberontakan ditahun 1948, Sukarno masih memberi kesempatan pada PKI untuk berkiprah kembali bahkan menjadikannya sebagai sayap bagi kelanggengan Kekuasaannya.

5. Dosa Kelima Bung Karno adalahMenolak Pemilihan Presiden yg diamanatkan UUD45 ditahun 1955. Sukarno menolak permintaan Bung Hatta untuk melakukan Pemilihan Presiden & Wakil Presiden pasca Pemilu Legislatif ditahun 1955 karena takut Kalah. Seperti diketahui bahwa suara perolehan PNI pada Pemilu 1955 adalah 22% suara. Itu artinya, walau menjadi pemenang dalam pemilu 1955 namun posisi PNI dalam parlemen terbilang minim karena PNI jelas membutuhkan teman koalisi untuk dapat mengendalikan parlemen. Inilah alasan Bung Hatta meninggalkan Sukarno karena tidak ingin menempati jabatan yang bertentangan dgn UUD45
.
6. Dosa Keenam Bung Karno adalah Memberi Perintah pada Kol. Untung untuk memberi pelajaran pada Perwira AD yg dianggap tdk Loyal, Hanya karena sakit hati karena diberi pasukan yg bukan merupakan pasukan Elit dikesatuannya & sering membangkang Kebijakannya, Sukarno tega memerintahkan Kol. Untung untuk memberi pelajaran pada para Jenderal TNI AD. Seperti diketahui, TNI AL menyerahkan KKO, TNI AU menyerahkan PGT & Kepolisian menyerahkan Brimob yg merupakan pasukan Elit dikesatuan mereka untuk menjadi bagian pasukan Cakrabirawa, sementara TNI AD menyerahkan pasukan Banteng Raiders sbg bagian pasukan Cakrabirawa bukan menyerahkan RPKAD yg merupakan pasukan Elit di AD.

7. Dosa Ketujuh Bung Karno adalah Tidak pernah menghormati & menghargai 7 Pahlawan Revolusi. Sukarno tdk pernah sekalipun memberikan apresiasi & menunjukan rasa empaty atas nasib ke 7 perwira TNI AD yg dibantai di Lubang Buaya. Sukarno malah menganggap kematian ke 7 perwira AD dengan sangat-sangat sepele, “seperti riak kecil ditengah samudera”, lalu pada kesempatan lainnya, Sukarno berusaha menggambarkan peristiwa yang menimpa ke 7 putra terbaik bangsa "Ibarat setetes darah dalam sejarah". Ungkapan-ungkapan ini jelas menunjukan bila Sukarno sangat-sangat menyepelekan arti nyawa ke 7 putra terbaik bangsa.

8. Dosa Kedelapan Bung Karno adalah Tidak pernah mempertanggung jawabkan penggunaan Uang milik Rakyat Indonesia. Sejarah bangsa Indonesia jelas menunjukan bila Sukarno tidak pernah sekalipun memberikan laporan keuangan untuk mempertanggung jawabkan penggunaan Dana Revolusi, Sumbangan Emas dari kerajaan-kerajaan diseantero Nusantara (57.000 ton emas). Semuanya habis tanpa pernah dipertanggung jawabkan peruntukannya.

9. Dosa Kesembilan Bung Karno adalah Sukarno Tega membungkam Rakyat yang menolak keinginan Pribadinya.Demi memuaskan keinginan Pribadinya, Sukarno tega memenjarakan rakyatnya sendiri seperti Dr Suwondo suaminya Hartini, memenjarakan Mayor Shakir tunangan Haryatie, memenjarakan Koes Bersaudara demi memanjakan anak tersayang dll. Peristiwa tadi bukanlah merupakan kebijakan Pemerintah seperti yg diamanatkan UUD45. Peristiwa-peristiwa yang disebutkan tadi jelas merupakan kepentingan pribadi Sukarno seorang yang tidak berkaitan dengan kepentingan bangsa Indonesia.

10. Dosa Kesepuluh Bung Karno adalah Mengabaikan Rasa Duka Bangsa Indonesia Atas Kematian putra-putra terbaik bangsa dengan menikahi seorang gadis belia ditengah Duka Bangsa.Seperti diketahui, peristiwa pembantaian 7  perwira TNI AD di Lubang Buaya menimbulkan rasa duka yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia. Tangis rakyat yang ingin menuntut balas atas kematian putra-putra terbaik bangsa begitu membahan kepelosok negeri. Seorang Sukarno bukannya memberikan rasa empaty atas peristiwa ini malah seolah-olah menyepelekan arti kematian mereka. Pada bulan Mei 1966, Sukarno malah menikahi seorang gadis belia yang bernama Heldy Jaffar. Sebelumnya memang Sukarno sudah mulai mendekati Heldy Jaffar sejak bulan Mei tahun 1965. Itu artinya Sukarno sudah mendekati Heldy Jaffar sebelum menjanjikan sesuatu kepada Jenderal Ahmad Yani. Jelas ini situasi yang Ambivalen. Disatu sisi mengaku sudah sekarat tapi disisi lain merasa masih sehat. Mungkin pengakuan tentang dirinya yang sedang sakit ada benarnya tapi yang sakit bukan tubuhnya, tapi "yang lain".

Demikianlah Prima Dosa yang dilakukan Sukarno kepada Bangsa Indonesia yang masih bodoh kala itu. Harap diketahui dijaman Orde Lama tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih jauh dibawah rata-rata. Hanya 10% hingga 20% dari bangsa Indonesia yang bisa baca-tulis, 80% lainnya masih buta huruf karena sekolah dijaman Orde Lama termasuk barang langka.

****000****

****000**** 

5 komentar:

  1. Dosa yang paling besar dan berat adalah sang penulis,karena menulis dgn tidak benar!

    BalasHapus
  2. Dosa yang paling besar dan berat adalah sang penulis,karena menulis dgn tidak benar!

    BalasHapus
  3. Ayo mas kita diskusi kalau berminat! Silakan kalau ada kontak cantumkan. Nama saya: Basori Alwi, contact: 085746077773. Kalau anda benar saya hargai dan jika pernyataan anda salah maka anda harus berhenti bersikap demikian, sekaligus tulisan ini anda harus taril kembali. Saya kalau anda memang ksatria, pasti anda akan menerima. Tapi kalau anda pengecut,maka bisanya cuma menghujat dan mencaci.

    BalasHapus
  4. hehehehehe.....
    Antek Koruptor , KapitaLis , agen agen AS dan orde Baru muLai mengigau ....
    Ahli sejarah pun ketawa dibuat nyaa

    BalasHapus